Warta WA Terkini - Latest WhatsApp News

Back to Blogspot A to Z

Kisah Dewi Lanjar

Ilustrasi : Dewi Lanjar Foto: Istw
Jakarta (MitologiTanahImpian) - Pantai Slamaran terletak di Pekalongan, atau tepatnya di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan, dengan luas + 3,4 Ha. 

Derajat Kedudukan Dewi Lanjar

Penguasa Pantai Utara, yang dikenal warga setempat sebagai Dewi Lanjar, merupakan sosok cantik jelita, yang diangkat menjadi Ratu Pantai Utara oleh Gusti Kanjeng Ratu Kencana Sari atau yang lebih dikenal sebagai Gusti Kanjeng Ratu Kidul, yang berkuasa di Samudera Hindia, Pantai Selatan Jawa. 

Dewi Lanjar adalah salah satu dari 28 Abdi Kinasih Gusti Kanjeng Ratu Kidul. Dewi Lanjar secara khusus diperintah oleh Gusti Kanjeng Ratu Kidul untuk menjaga ekosistem kawasan Pantai Utara Pulau Jawa dari berbagai kerusakan.

Catatan Penting
Salah besar kalau Anda mengira bahwa Gusti Kanjeng Ratu Kidul dan Dewi Lanjar adalah Pesugihan.

Rumor seram yang simpang siur di masyarakat, bahwa banyak pengunjung pantai yang meninggal di Pantai Selatan dan Pantai Utara.

Bukanlah ulah Dewi Sekar Jagad dan Dewi Lanjar, tetapi akibat ulah mahkluk gaib bawahan Dewi Sekar Jagad dan bawahan  Dewi Lanjar.

Mas Gatot (Pemred Depokini.web.id - Media Online) yang juga seorang praktisi supranatural, menjelaskan beberapa hal, antara lain:

Bahwa, baik Dewi Sekar Jagad atau Kanjeng Ratu Kidul atau Kanjeng Ibu Ratu Kidul, dan Dewi Lanjar adalah dua sosok yang baik, yang justru melindungi dan mengayomi Nusantara pada posisinya.

Sementara Nyi Roro kidul di Pantai Selatan, dan Nyi Blorong di Pantai Utara (masing² adalah bawahan para Ratu di atas) yang membuat ulah seperti rumor yang dijelaskan di atas.

Metamorfosa Menjadi Dewi Lanjar

Versi 1
Menurut babat Tanah Leluhur, atau "Sejarah Babad Pekalongan", seperti yang pernah ditulis dengan judul “Kisah Ki Bahurekso Adipati Kendal Pertama” yang menceritakan mengenai awal mula Sejarah Pekalongan.

Dalam penuturan di atas, disebutkan bahwa Rantamsari merupakan perwujudan manusia dari sosok Bidadari Kayangan yang diutus oleh Ratu Kidul untuk diberi kekuasaan di Patai Utara, yang kemudian dikenal sebagai sosok “Dewi Lanjar“.

Jadi tidak mengherankan, jika Ia disebut "Dewi", karena Dewi merupakan gelar, seperti Dewa, sementara Dewi untuk sebutan bagi Dewa wanita.

Singkat cerita Nawangwulan (istri Jaka Tarub atau Kidang Telingkas) berhasil kembali ke kahyangan (Dunia Bidadari) -karena baju dan selendangnya berhasil ditemukan

Sesampainya di Kayangan, kehadirannya ditolak oleh saudara-saudaranya. Dengan alasan karena Nawangwulan sudah bukan anggota bidadari kahyangan - karena telah melakukan perkawinan dengan manusia.

Disaat Nawangwulan dikucilkan, Nawangsari satu² nya Bidadari yang tetap menaruh simpati padanya.

Dalam buku Penembahan Senopati, akhir dari keputusasaan Nawangwulan, yang langsung menerjunkan diri ke Laut Selatan, dan menaklukan para lelembut Segoro Kidul (Laut Selatan), sehingga dikenal sebagai Ratu Laut Kidul.

Begitu juga dengan Nawangsari, Ia kemudian turun juga ke bumi menjelma sebagai seorang wanita yang cantik dengan memberi nama dirinya sendiri "Rantamsari", dan memilih tempat tinggal di Kalisalak.

Di kemudian hari Rantamsari, diperistri oleh Raden Bahurekso, dan dari perkawinannya lahir seorang laki-laki bernama Sulamjono.

Nawangwulan dan Nawangsari atau Rantamsari sama² dilanda kemelut rumah tangga, dengan permasalahannya yang berbeda.

Raden Bahu kurang berkenan karena hampir setiap saat Rantamsari dikunjungi oleh Ratu Laut Kidul.

Nasihat Raden Bahu, nyaris tidak pernah didengar, maka perpisahan mungkin merupakan pilihan yang terbaik, walaupun Rantamsari sendiri masih sangat mencintai Raden Bahu.

Kematian Sulamjono putra kesayangannya,  sangat memukul hatinya.

Dari sinilah muncul sebutan-sebutan yang menjurus pada status seseorang. Rantamsari menjadi janda kembang dengan sebutan "Lanjar".

Sementara, karena Rantamsari betasal dari Sosok Bidadari, maka sepantasnyalah  dirinya disebut sebagai "Dewi", namun karena memiliki status janda atau Lanjar, maka sejak itulah Ia dikenal sebagai " Dewi Lanjar"

Versi 2
Dahulunya Dewi Lanjar adalah seorang manusia bernama Dewi Rara Kuning.

Setelah beberapa hari menikah, Dewi Rara Kuning ditinggal mati oleh suaminya, yang tenggelam saat melaut. 

Untuk menenangkan diri yang sedang dirundung kesedihan, Dewi Rara Kuning mencoba mencari petunjuk dari Tuhan YME, dan pergi ke Pantai Selatan untuk Bertapa.

Saat bertapa, Dewi Rara Kuning kemudian ditemui oleh Gusti Kanjeng Ratu Kidul, untuk memberikan pesan agar kembali saja ke Pantai Utara. 

Srsampainya di Pantai Utara, Dewi Rara Kuning kembali bertapa hingga ditelan oleh ombak besar yang maha dahsyat.

Setelah kejadian tersebut di atas, Dewi Rara Kuning diangkat menjadi Penguasa Pantai Utara dengan gelar Raden Nganten Rara Kuning, yang akhirnya lebih dikenal sebagai Dewi Lanjar. 

Kata Lanjar memiliki makna "Janda Muda yang belum memiliki anak".

Versi 3

Dahulukala hiduplah seorang putri cantik "Dewi Rara Kuning". Ia telah menjadi janda beberapa waktu setelah pernikahannya.

Di usia yang sangat muda karena suami Rara Kuning yang merupakan prajurit Mataram, meninggal dalam tugas berperang. Ini diketahuinya setelah putus asa karena tak berhasil bertemu suaminya di medan perang.

Olehkarenanya kemudian Dewi Rara Kuning dikenal sebagai Dewi Lanjar.

Sepeninggal suaminya, Dewi Lanjar memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya agar tidak terus-menerus diselimuti rasa duka.

Saat tibanya di sungai Opak, ia bertemu  dengan Raja Mataram Panembahan Senopati, bersama Mahapatih Singaranu yang sedang bertapa mengapung di atas air sungai.

Dewi Lanjar mengutarakan isi hatinya, yang tidak akan menikah lagi.

Rasa empati Panembahan Senopati dan Mahapatih Singoranu, hingga menasehati Dewi Lanjara agar bertapa di Pantai Selatan untuk menghadap Ratu Kidul.

Setelah pembicaraan tersebut, mereka berpisah, Panembahan Senopati dan Mahapatih Singoranu melanjutkan bertapa menyusuri sungai Opak,p sedangkan Dewi Lanjar menuju Pantai Selatan.

Sesampainya di Laut Selatan,  Ia bertapa dengan tekun, kemudian moksa dan bertemu dengan Ratu Kidul.

Dalam pertemuan itu, Dewi Lanjar memohon menjadi anak buah Kanjeng Ratu Kidul, Ratu Kidul tidak keberatan.

Pada suatu hari, Dewi Lanjar bersama pasukan jin diperintahkan untuk mencegah Raden Bahurekso (Pendiri Kota Pekalongan) untuk membuka Alas Gambiren. Hutan ini berada di sekitar Jembatan Anim Pekalongan dan Desa Sorogenen (lokasi saat Raden Bahurekso membuat api).

Ternyata Raden Bahu tidak terpengaruh dari semua hambatan Dewi Lanjar, dan pasukan jinnya.

Karena tidak berhasil menunaikan tugas, Dewi Lanjar memutuskan untuk tidak kembali ke Pantai Selatan, tetapi memohon izin kepada Raden Bahurekso untuk dapat bertempat tinggal di Pekalongan.

Permohonan tersebut ternyata disetujui tidak saja oleh Raden Bahu, tetapi justru mendapat restu dari Ratu Kidul.

Dewi Lanjar diperkenankan tinggal di Pantai Utara Jawa Tengah terutama di Pekalongan. Sejak itulah, dirinya dikenal sebagai Penguasa Pantai Utara.

Literasi :
Menurut masyarakat setempat, bahwa bekas rumah Dewi Lanjar yang terletak di Desa Wonoyoso, Kecamatan Buaran, kini menjadi pemakaman umum "Sri Kuning".

Landing page : #contentkeren
Sumber : Dari berbagai sumber
Foto : Istimewa


Labels: Mitologi

Terimakasih sudah membaca Kisah Dewi Lanjar. Silahkan membagikannya...!

Back To Top